Postingan

Sepenggal Malam di Seperempat Akhir Bulan nan Suci

Teriakan itu membangunkan tidur yang terlelap Dibentak. dipiting untuk ditangkap Tanpa sadar dua tiga pukulan dan tendangan tanpa harap Di dorong, Digiring oleh orang bak sedang kalap Kuteriakkan asmamu dengan lantang…. Allahu Akbar….. Agar bisa menutup telingaku dari penghinaan namaMu Sekali lagi.. Allahu Akbar  Agar bisa nahan amarah atas pelecehan agamaMu Kukepal erat jemariku…  Kukatup keras rahangku  Kugigit kuat-kuat gigiku… dan kutatap kuat sorot mata membunuh itu Kulantunkan laa haulaa wa laa quwwata illaa billahi Coba redam pukulan tongkat besi ke sekujur tubuh kurusku Gumam lirih… masya Allah ya robbii Ketika popor senjata itu mendarat di perut tipis ku Kupasrahkan hidupku ya Allah sembari hindar, tangkis, kibas semua yang mendera Kulewati satu orang, dua orang, sepuluh orang, ratusan orang yang menyiksa Kulompati pagar yg tidak biasa bisa kulewati Hanya bertahan agar tidak mati Harus kuat, harus tetap berdiri walau berkurang nyali Pasrah ke ilahi mungkin besok tiada ada lagi

Mendidik Tidak Harus dengan Merendahkan dan Membuka Aib

Sekelompok anak muda menghadiri resepsi pernikahan. Salah seorang di antaranya melihat guru SD nya. Murid itu menyalami gurunya dengan penuh penghormatan, seraya berkata: "Masih ingat saya kan, pak guru?” Gurunya menjawab, “wah maaf, tidak tuh." Murid itu bertanya keheranan, "Masa sih, pak guru tidak ingat saya." "Saya kan... murid yang dulu  mencuri jam tangan punya  salah seorang teman di kelas." "Ketika anak yang kehilangan jam itu menangis, pak guru menyuruh kita untuk berdiri semua, karena akan dilakukan penggeledahan saku murid semuanya." "Saat itu saya berfikir, bahwa saya akan dipermalukan dihadapan para murid dan para guru, dan akan menjadi tumpahan ejekan dan hinaan, mereka akan memberikan gelar kepada saya: "pencuri" dan harga diri saya pasti akan hancur, selama hidup saya." "Bapak menyuruh kami berdiri menghadap tembok dan menutup mata kami semua." "Bapak menggeledah